Minggu, 14 September 2014

Kerlip kecil

Adalah angin . . .
Tak terlihat tapi terasa
Memaksa dedaunan menari
Saling bergesekan mengikuti sorongan
Ciptakan alunan suara alam
Dan aku . . .
Takkan terlihat
Takkan berasa
Hilang tenggelam oleh zaman
Bila tak ada manfaat

Bahwa bulan . . .
Didampingi bintang-bintang
Entah menempel atau menggantung di langit malam?
Cahayanya lembut menerangi
Sedangkan bintang hanya kerlip kecil
Seakan menunggu redupnya
Sesungguhnya bulan itu hanyalah cermin
Bercahaya karena menerima sinar matahari
Bulan tampak lebih terang dari bintang
Padahal bintanglah yang bersinar
Dan matahari itu bintang
Sungguh mata bisa menipu
Suruh anak kecil melihat langit malam
Tanyakan tentang terang mana bulan atau bintang?
Besar mana bulan atau bintang?
Terdengan jawaban polos dan lantang
Yaitu bulan
Mengapa aku . . .
Tertipu perasaan
Digemerlap kehidupan
Kenimatannya melenakan melalaikan
Bahwa kebenaran kadang kerlip kecil
Dipekat hiruk pikuk peluh manusian
Enggan kemudian berpaling ditinggal
Dianggap tak mampu menerangi
Sungguh manusia telah tertipu
Tak dapat melihat manakah hakikat
Dan dunia hanyalah titik lecil
Kenikmatannya tiada artinya
Dibandingkan surga-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar